Sophia Latjuba Fobia Naik Pesawat (Aerophobia)

Sophia Latjuba adalah seorang aktris, model, dan penyanyi berkebangsaan Indonesia. Ia lahir di Berlin, Jerman Barat pada tanggal 8 Agustus 1970. Ia merupakan anak dari pasangan Azzizurrahman Latjuba, seorang pria Indonesia, dan Anna Müller, seorang wanita Jerman.

Sophia Latjuba Fobia Naik Pesawat (Aerophobia)
Fimela.com

Terapifobia.com | Sophia Latjuba memulai kariernya di dunia hiburan Indonesia sejak tahun 1987, saat ia membintangi film "Bilur-Bilur Penyesalan". Film tersebut langsung melambungkan namanya dan menjadikannya salah satu artis muda terpopuler di Indonesia.

Sepanjang kariernya, Sophia Latjuba telah membintangi puluhan film, sinetron, dan iklan. Ia juga telah merilis beberapa album musik. Beberapa karyanya yang terkenal antara lain film "Kuldesak" (1997), sinetron "Catatan Si Boy" (1991-1993), dan album musik "Sophia" (1997).

Selain kariernya di dunia hiburan, Sophia Latjuba juga aktif dalam kegiatan sosial. Ia pernah menjadi duta UNICEF untuk Indonesia dan pernah menjabat sebagai Ketua Yayasan Jantung Indonesia.

Sophia Latjuba Selalu Menghindari Naik Pesawat

terapifobia.com Sophia Latjuba Fobia Naik Pesawat (Aerophobia)
Liputan6.com

Sophia Latjuba dikenal sebagai salah satu artis Indonesia yang memiliki fobia naik pesawat. Fobia ini disebut dengan akrofobia, yaitu ketakutan terhadap ketinggian.

Sophia Latjuba mengaku bahwa ia sudah memiliki fobia ini sejak kecil. Fobia ini semakin parah setelah ia mengalami kecelakaan pesawat pada tahun 1997. Dalam kecelakaan tersebut, pesawat yang ditumpangi Sophia Latjuba mengalami turbulensi hebat yang membuatnya merasa sangat ketakutan.

Untuk mengatasi fobianya, Sophia Latjuba pernah mencoba beberapa cara, seperti terapi psikologis dan meditasi. Namun, cara-cara tersebut tidak berhasil sepenuhnya.

Sebagai gantinya, Sophia Latjuba kini memilih untuk minum obat tidur sebelum naik pesawat. Hal ini dilakukan agar ia bisa tidur selama penerbangan dan tidak merasakan ketakutannya.

Penyebab Fobia Naik Pesawat (aerophobia)

Fobia naik pesawat disebut aerophobia atau aviophobia. Fobia ini merupakan ketakutan berlebihan terhadap bepergian dengan pesawat terbang. Penderita aerophobia dapat mengalami mual, gemetar, hingga serangan panik saat naik pesawat terbang atau bahkan sebelum pesawat lepas landas.

Sebabnya bisa bermacam-macam, antara lain: Pengalaman traumatis, seperti pernah mengalami kecelakaan pesawat atau menyaksikan kecelakaan pesawat. Trauma masa kecil, seperti pernah mendengar cerita atau melihat film tentang kecelakaan pesawat. Genetik, jika salah satu orang tua atau anggota keluarga memiliki fobia naik pesawat.

Gejala aerophobia

Gejala fobia naik pesawat bisa bervariasi antar individu.Ciri-ciri yang paling umum fobia naik pesawat atau aerophobia antara lain:
  • Mual
  • Gemetar
  • Keringat dingin
  • Pusing
  • Denyut jantung cepat
  • Sesak napas
  • Ketakutan akan kematian
  • Jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter atau psikolog untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Tips Mengatasi Fobia Naik Pesawat

Fobia naik pesawat adalah salah satu fobia yang paling umum di dunia. Fobia ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti pengalaman buruk, trauma, atau genetika. Jika Anda mengalami fobia naik pesawat, ada beberapa tips yang bisa Anda lakukan untuk mengatasinya, antara lain:

Informasi diri. Cari tahu sebanyak mungkin informasi tentang pesawat, seperti cara kerja pesawat, sistem keamanan pesawat, dan prosedur keselamatan dalam pesawat. Hal ini akan membantu Anda merasa lebih tenang dan percaya diri saat terbang.

Jika memungkinkan, terbanglah sesering mungkin. Jangan menghindari kegiatan terbang seperti yang dilakukan Sophia Latjuba. Semakin Anda menghindarinya dengan berbagai macam metode. Semakin memperbesar fobia naik pesawat yang Anda derita. Semakin dihindari, semakin membesar.

Hal yang akan membantu Anda terbiasa dengan situasi di pesawat dan mengurangi rasa takut Anda terhadap pesawat patut Anda coba. Misalkan datang ke miniatur pesawat terbang dengan suasana persis dalam pesawat sungguhan. Mempersiapkan mental sebelum penerbangan sangat penting. Seperti menonton tayangan yang menampilkan pemandangan dari dalam pesawat juga sangat membantu.

Dukungan. Jika Anda merasa tidak nyaman untuk terbang sendiri, Anda bisa meminta bantuan dari teman atau keluarga yang Anda percaya. Walaupun efeknya kecil untuk menciptakan kesembuhan permanen yang diperlukan. Dukungan dari lingkungan keluarga sangat berperan dalam menciptakan sugesti positif sebelum terbang.

Hindari membaca berita terkait pesawat kecelakaan. Ketika tiba-tiba muncul di layar smartphone Anda. Jangan coba-coba untuk membaca, menonton atau mencari tahu. Hal ini berdampak buruk terhadap kesembuhan Anda. Atau, ketika Anda masih meragukan kesembuhan Anda dari fobia naik pesawat, sebisa mungkin menghindari berita kecelakaan pesawat terbang. 

Jika ternyata Anda sangat kepo karena menjadi headline nasional ataupun berita internasional. Anda harus cukup keyakinan. Anda harus sudah merasakan kesembuhan sempurna. Kesembuhan total yang tidak akan kambuh. Keyakinan akan kesembuhan Anda menjadi kunci penting dalam proses Anda membawa kesembuhan Anda dalam seluruh aspek kehidupan Anda.

Bagi Anda yang memang punya jam terbang tinggi. Punya berbagai kesibukan pekerjaan yang menjadi sumber pendapatan Anda. Mau tidak mau, Anda pasti bersinggungan dengan naik pesawat. Berbagai upaya menghindarinya akan memperbesar masalah. Lebih baik mencari solusinya. Mengidap fobia naik pesawat tidak sesulit untuk menyembuhkannya. Ketika naik pesawat, bayangkan Anda sedang naik mobil. Pada tahap awal, Anda bisa menghindari dekat dengan jendela. Karena memandang ke arah luar pesawat bisa menimbulkan efek-efek ketakutan.

Jika fobia Anda sudah sangat parah dan mengganggu aktivitas sehari-hari, Anda bisa berkonsultasi dengan psikolog, hipnoterapis ataupun psikoterapis, bahkan dokter sekalipun. Mereka akan membantu Anda untuk mengatasi fobia Anda dengan metode yang tepat.

Posting Komentar untuk "Sophia Latjuba Fobia Naik Pesawat (Aerophobia)"